Oops! It appears that you have disabled your Javascript. In order for you to see this page as it is meant to appear, we ask that you please re-enable your Javascript!
Home / Uncategorized / Batik Indonesia Harus Berjaya di Dunia

Batik Indonesia Harus Berjaya di Dunia

Batik Indonesia Harus Berjaya di Dunia

Batik asal Indonesia harus mendapat perhatian yang lebih luas lagi di dunia internasional.

Pengakuan UNESCO atas batik Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) harusnya tak jadi alasan untuk berhenti memamerkan kain aneka motif dan cat ini.

“Harus diingat, UNESCO mulai mengevaluasi kembali pengakuan tersebut. Oleh karena itu, kita harus tunjukkan kerja keras kita dalam melestarikan batik,” kata Presiden Joko “Jokowi” Widodo saat menghadiri perayaan Hari Batik Nasional di Istana Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (2/10/2019).

Dibutuhkan dukungan dari semua pihak untuk mempertahankan status dari UNESCO ini, kata Jokowi. Salah satunya adalah dengan lebih sering memperkenalkan batik dalam acara-acara bertaraf internasional.

Sebagai contoh ketika mayoritas delegasi anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)—termasuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres—mengenakan batik saat Sidang Umum di New York, Amerika Serikat (AS), 7 Mei 2019.

Tema pakaian batik dipilih menjadi dress code resmi sidang umum sebagai bentuk penghormatan kepada Indonesia yang menjabat sebagai Presiden DK PBB untuk Mei 2019.

Para anggota memperoleh batik dari delegasi Indonesia di New York, atau ketika menjadi ketua delegasi dalam konferensi di Indonesia. Ada pula yang membelinya saat mengunjungi Indonesia.

“Kita harus berani mengenalkan batik kita ke acara-acara internasional dan menjadikan batik sebagai duta budaya Indonesia pada masyarakat dunia,” ujar Jokowi yang mengenakan batik bermotif Tambal Pamiluto, corak khas Mangkunegaran dengan makna “pemikat dan penyembuh” itu.

Namun tak hanya kepada dunia luar saja batik harus dikenalkan, warisan ini juga harus diteruskan kepada generasi muda.

Maka dari itu, Jokowi berharap muatan lokal tentang batik pada kurikulum sekolah tak hanya berlaku di tingkat menengah kerujuan saja, tetapi juga dari level menengah pertama.

“Coba dilihat, di SMK-SMK sudah menjadi muatan lokal. Tadi saya tanya seminggu tiga kali, saya kira bagus. Kalau bisa juga diselenggarakan di SMP untuk mengenalkan batik dan filosofinya,” katanya.

Dengan semakin banyaknya perajin batik, dirinya yakin bahwa ekonomi rakyat juga bergerak. Jokowi mengklaim pertumbuhan perajin batik di seluruh pelosok Tanah Air berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Jokowi tak menyebut detail angka pertumbuhan tersebut. Namun, jika dibandingkan dengan tingkat ekspornya, eksistensi batik di dunia luar sejatinya menurun sejak tahun 2015.

Data Kementerian Perindustrian menunjukkan, pada tahun 2018, ekspor batik mencapai AS$52,44 juta. Nilai ini turun sebesar 10,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, ekspor batik semester I/2019 yakni AS$17,9 juta.

Penurunan paling signifikan terjadi pada 2017, yakni sebesar 61 persen atau mencapai AS$149,9 juta jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) Agus Purwanto menyebut pada dasarnya penjualan batik secara global masih terjaga.

Hanya saja, industri batik Tanah Air tengah menghadapi tantangan bahan baku kain yang masih harus impor.

Di tengah perang tarif AS-Tiongkok—dan berimbas pada pelemahan ekonomi dunia—biaya untuk mengimpor bakal menjadi beban yang sangat berat bagi pelaku industri.

Tapi tak hanya itu, Agus menyebut serbuan produk tekstil bermotif batik cetak dari luar negeri—salah satunya India dan Tiongkok—juga menekan pasar batik domestik.

“Sehingga diharapkan pemerintah dapat memberikan payung hukum bagi industri batik lokal,” tukas Agus.

Merawat batik Indonesia yang tercatat memiliki 5.849 motif batik dari Aceh hingga Papua, merupakan bagian dari merawat Indonesia. |


Bagus Triwibowo /Beritagar.id